Rekomendasi Saham BUMN Unggulan Analis di tengah Momentum Pemerintahan Baru

Anda disini : - - Pos
21 Oktober 2024 Investasi Oleh :admin

JAWARA PROPERTY – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Merah Putih. Emiten plat merah beserta afiliasinya berpotensi terpapar katalis positif dari pemerintahan baru.

Pembantu presiden untuk mengelola perusahaan plat merah masih dijabat oleh Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hanya saja, kali ini Erick didampingi oleh tiga wakil menteri (Wamen). Ketiga Wamen BUMN itu adalah Kartiko Wirjoatmodjo, Dony Oskaria, dan Aminuddin ma’ruf.

Senior Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas, Fath Aliansyah melihat penunjukan kembali Erick Thohir sebagai Menteri BUMN relatif membawa sinyal positif. Hal ini menunjukkan indikasi keberlanjutan dari program-program BUMN. Terutama rencana untuk emiten BUMN yang sedang dan akan melakukan restrukturisasi atau aksi korporasi lainnya.

Apalagi, emiten BUMN dengan utang jumbo khususnya dari Grup BUMN Karya masih perlu waktu untuk mencapai pemulihan kinerja.

“Dengan begitu, rencana sebelumnya bisa berjalan sesuai rencana dan mungkin lebih cepat,” kata Fath kepada Kontan.co.id, Senin (21/10).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengamati sejumlah program pemerintahan baru berpotensi memoles kinerja emiten BUMN. Apalagi Presiden Prabowo ingin mengejar target pertumbuhan ekonomi yang cukup ambisius.

Sukarno menyoroti empat sektor yang berpotensi tersengat sentimen positif. Pertama, sektor infrastruktur seiring dengan berlanjutnya proyek strategis nasional. Kedua, sektor energi, khususnya energi baru & terbarukan untuk mengejar target transisi ke energi bersih.

Ketiga, sektor telekomunikasi untuk mengakselerasi transformasi digital. Keempat, sektor perbankan yang akan mendapat untung dari pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kredit.

“Tapi BUMN Karya saat ini cenderung wait and see, sembari melihat perkembangan kinerja selanjutnya. Sedangkan sektor lainnya boleh dicermati untuk hold atau trading buy,” terang Sukarno.

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menyarankan untuk mencermati program-program mana saja yang akan terlebih dulu direalisasikan. Perhatikan juga siapa yang menjadi vendor dalam pelaksanaan program tersebut dan keterkaitan dengan emiten BUMN atau afiliasinya.

“Kalau yang dipilih di luar emiten, maka hanya sekadar jadi sentimen sesaat saja. Untuk saat ini, pelaku pasar bisa memanfaatkan euforia yang ada untuk trading jangka pendek di saham-saham terkait dengan pemerintahan baru ini,” kata Reza.

Sebagai pilihan investasi, Reza melirik sektor perbankan dan komoditas. Dia merekomendasikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS).

Sementara itu, Sukarno menyarankan strategi buy on weakness pada saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Kemudian, hold saham PTBA, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Sukarno juga merekomendasikan trading buy saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Elnusa Tbk (ELSA). Sedangkan Praktisi Pasar Modal & Founder Warkop Saham, Raden Bagus Bima melirik saham BUMN dengan mencermati sentimen pemerintahan baru dan strategi untuk meraup cuan dari dividen.

Bima mencontohkan program perumahan yang diusung Presiden Prabowo berpotensi menjadi katalis pendongkrak bagi kinerja BBTN dan SMGR. Sedangkan untuk jangka yang lebih panjang, Bima melirik saham BUMN yang konsisten membagi dividen seperti BBRI, BMRI, BBNI dan PTBA.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menimpali, saham-saham perbankan BUMN serta emiten berfundamental kuat di sektor energi dan telekomunikasi layak dilirik menjelang akhir tahun. Arjun bahkan menilai saham-saham di indeks IDX-BUMN 20 layak dicermati.

Selain itu, Arjun juga melihat rencana IPO BUMN pada tahun depan akan menjadi aksi korporasi yang menarik bagi pasar.

“Ini menjadi peluang untuk emiten yang ingin IPO karena pasar saham secara umum masih menarik dengan prospek yang masih kuat dan kondusif di tengah risiko domestik maupun global,” terang Arjun.

Sementara itu, Bima menilai IPO BUMN perlu momentum dan perusahaan di sektor yang tepat agar menambah daya tarik di mata investor. Dia mencontohkan IPO PGEO yang secara momentum dan narasi sejalan dengan prospek positif pengembangan energi terbarukan.

 

Sumber : Kontan

 

Leave a Comment

 

Arief Komarudin
arief@jawaraproperty.co.id